Friday, June 13, 2008

tabahkan hati

stress,, tensi0n,, waa,, huu~

nothing 2 say n dun wan 2 say anything
huu,, redha2,,
isk3

Sudah jauh perjalanan kuharungi
Meniti titi usia sendiri
Mencari apa ku pun tak pasti…

Mengungkap tirai semalam
Penuh noda penuh kelam
Lisan ku kelu hatiku terbungkam
Ku menyesali kesilapan silam…

Merungkai jendela hari muka
Diam-diam hatiku berdoa
Memohon petunjuk dari Yang Esa Agar
bahagia hakiki bakal ku jumpa…

Merenung ke dalam diri
Kini kuyakin kini kupasti
Aku telah terjumpa cinta yang kucari
Cinta sejati Rabbul Izzati…

Menyingkap tabir senja
Aku insan biasa penuh alpa
Tak pernah lari dari dosa dan noda
Namun hatiku terus-terusan berdoa
Agar aku terus disini bersama cinta Yang Esa…

Menanti di sini
Di perhentian yang tak pasti
Dunia yang tak pernah kumengerti
Bersama harapan yang menggunung tinggi
Di alam yang kekal abadi nanti
Bahagia hakiki yang kutemui…

Semoga diriku yang kerdil ini
sentiasa mendapat petunjuk dariNya
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

sdikit tazkirah~!!
Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan.

Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat tergoncangnya jiwa, masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu, majlis-majlis dzikir yang akan mengantarkan pada ketenteraman jiwa.

Hidup ini ibarat belantara. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mahu bisa tercapai.Dan tidak mudah menyedari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sedar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus berjaya, harus bahagia atau harus-harus yang lain.

Betapa banyak orang yang berjaya tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hak kita. Padahal hakikat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.

Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu rezeki, jawatan atau kedudukan, pasti akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki. Meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.." (al-Hadiid: 22-23)

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...